Sabtu, 26 September 2015

PUISI NOFICHA

Perasaan Bodoh
Oleh : @nprymsari

Terkadang, butuh puluhan gelas air untuk hilangkan dahaga
Sama halnya hilangkan kenangan
Membutuhkan jutaan semangat
Tidakkah semua orang tahu
Bahwa sembunyikan rasa sakit ialah beban amat berat
Disaat tak ingin orang lain merasa iba
Saat itu juga aku sedang berusaha dengan gigihnya tuk bersembunyi
Bersembunyi membuatku perlahan hancur
Hanya diri ini alasanku tuk tertawa
Diriku sendiri yang 'kan sembuhkan
Bukan kau, dia atau orang lain
Perasaan bodoh lima tahun lalu.

Minggu, 20 September 2015

Aku tak seterusnya tersenyum
Jika pada akhirnya semua kan seperti ini
Aku bukan manusia yang seterusnya tegar
Jika hati tlah goyah
      @nprymsari

Rabu, 16 September 2015

PUISI NOFICHA

Teman
Oleh : @nprymsari

Teman
Bagaikan sang surya
Selalu menyinari
Memberikan kehangatan
Kala malam berganti pagi
Seperti teman
Yang selalu memberi ketenangan
Tat kala merasa gundah gulana
Memberi semangat
Tat kala tersungkuk lemah
Dan selalu memeluk
Tat kala sepi melanda
Teman
Kau kan selalu jadi teman
Yang selalu bersamaku
Ku harap itu
Kau kan selalu menari bersamaku
Di panggung sandiwara ini
Teman
Cinta ini sunggug besar padamu
Cinta seorang teman sejati

Selasa, 15 September 2015

PUISI NOFICHA

Hai Lagu Sendu
Oleh : @nprymsari

Kenapa alunan lagu sendu menghantuiku
Akhir-akhir ini
Sebulumnya tak ada satupun lagu sendu
Yang membuatku begitu tersungkuk lemah
Tak berdaya, terkapar hati ini
Mungkinkah perasaan yg terbawa
Perasaan luka mendalam
Lagu sendu itu seolah mengejekku
Selalu terngiang, bermain-main di otak
Membuatku melemah
Aku menginginkan pribadiku
Yang selalu kuat, tegar dalam segala hal
Perasaan cinta itu kini memperbudakku
Menyeretku dalam setiap lamunanku
Menghanyutkanku dalam sendu
Cinta itu pun tak pernah tau
Bahkan enggan mengetahuinya
Bagaimana luka ini menganga
Bahkan cinta itu enggan menoleh
Pada hati yg teruluka ini

Sabtu, 12 September 2015

Anggap Saja Bencana
Oleh : @nprymsari

Niscaya akan terjadilah
Jika Tuhan menghendakkannya
Hanyalah sebuah bencana
Yang menimpa umat manusia
Hanyalah sebuah bencana alam
Anggap saja hanya bencana
Namun tidakkah mengetahuinya
Sebab apakah terjadinya
Karena....
Tuhan hanya mengingatkan
Umat manusia mungkin tlah banyak ingkar
Akibatnya umat yang taat
Umat yang taat pun jadi korbannya
Tuhan tak pernah pilih kasih pada umat
Tuhan maha adil pada umat
Hanya saja umat slalu ingkar
Ingkar pada-Nya
Ampuni kami Tuhan
Ampuni-Lah
Menetes deras air mata
Ketika hal besar menimpa saudara
Hanya dapat terulur doa

Rabu, 09 September 2015

PUISI NOFICHA

Ajari aku Ayah
Oleh : @nprymsari

Ayah, apa kau tak lelah
Ayah, apa kau tak bersedih
Tak kau tahu Ayah
Tak kau perdulikan Ayah
Tubuhmu mulai renta
Usiamu mulai menua Ayah
Menerjang terjang badai kau
Demi seorang gadis kecil
Entah luka entah perih
Masa bodoh kau pikir
Kini gadis kecil itu tumbuh dewasa Ayah
Kini gadis itu menangis
Ia tersongkong berdiam dalam lamunan
Kenapa ia tak setegar sang Ayah
Ayah ajari aku tuk sepertimu
Tegar, kuat, tegap berdiri
Ditengah deraian badai
Derasnya hujan
Panas teriknya sang surya
Ajari aku Ayah

Selasa, 08 September 2015

PUISI NOFICHA

Kemarau
Oleh : @nprymsari

Telah menganga di setiap penjuru
Tanah tlah amatlah kering kerontang
Tak sepercik pun kudapati air
Memanglah kejam kemarau ini
Tuhan, memang kami lah pendosa
Hingga kau turunkan kemarau kejam ini
Tuhan, memanglah kami tak bersyukur
Disetiap nikmat yg kau turunkan
Tak bersediakah hujan turun
Membasahi bumi kerontang ini
Enggankah air memeluk tanah kering
Bodohnya kami sebagai makhluk
Hinanya kami sebagai umat
Hingga tak pernah bersyukur
Ampuni kami Tuhan
Turunkan Hujan Tuhan
Guyurkan kami air
Kami menangis
Hingga air mata pun ikut mengering
Kami butuh air
Air, air, air oh Aiiiiiiir
Mama
Oleh : @nprymsari

Tak ada bintang yang lebih terang
Dan tak ada cahanya yang terhangat
Jika bukan sebuah pelukmu mama
Aku bersaksi dihadapan sang mentari
Dan senja yg tak mungkin berganti pagi
Aku mencintaimu sepenuh hati
Lebih dari sutera
Dan lebih dari sebongkah emas
Lembut dan indahnya belaianmu mama
Andai waktu dapat ku ulangi
Dan semua kan ku halangi
Jika ku tahu kau kan pergi
Sekarang tak ada pelukan terhangat
Bahkan belaian yg lebih lembut dari sutera
Dari seorang berhati mulia mama
Mama bahagialah kau disana
Tenanglah kau disana
Cinta kasihmu selalu indah
Mama kau kan tetap di hati
Aku bersumpah demi sang mentari
Yg cahayanya menghangati
Sehangat pelukmu mama

Senin, 07 September 2015

Data Diri Noficha

Hai sobat blogger! Jika anda yang ingin mengenal saya, inilah data diri saya. Kalo yg nggak juga nggak papa kok nggak maksa. Saya juga bukan artis atau tokoh yg pantas dikenal khalayak. Em, ah sudahlah hahaha

Data Diri Saya...
Nama Lengkap    : Noficha Priyamsari
Nama Panggilan : Pika
TTL.                       : GK, 15-11-1995
Umur.                    : 19 tahun
Status.                  : Belum Menikah
Pekerjaan.            : Karyawan Swasta
Alamat.                 : Simo 2 005/009, Genjahan, Ponjong, Gunungkidul, Yogyakarta
TB/BB.                  : 153 cm/50 kg
Hobby.                  : menulis karya sastra dan mendengarkan musik

Akun jejaring sosial yg dimiliki :
Facebook.  : Noficha Priyamsari
Twitter.       : @NofichaP
Path.           : noficha priyamsari
Snapchat.  : nprymsari
Line.            : nprymsari
Instagram. : @nprymsari
Whatsapp. : 081391078119

Motto Hidup

~"Tak ada gunanya memperlihatkan kesedihan di depan orang banyak jika itu hanya akan membuat kita terlihat lemah dan tak berguna"~

Tak Ada Yang Tahu Isi Hati Orang Lain

Tidak akan pernah ada yg bisa mengetahui isi hati seseorang, sekalipun itu paranormal atau sejenisnya. Mungkin kalau isi pikiran seseorang bisa, akan tetapi isi hati tak ada yg tau kecuali org itu sendiri dan Tuhannya.
Seperti yg ku alami saat ini, orang menganggapku adalah gadis yg periang, humoris dan tegar. Aku memang pandai menyembunyikan kesedihan dan semua masalah2 ku. Tak pernah sedikitpun aku meneteskan air mata sebesar apapun masalah yg ku hadapi ( di depan orang banyak). Yah, menangis di depan org akan membuatku terlihat seperti gadis lemah dan cengeng.
Bahkan, ketika suatu hal yg sangat buruk menimpaku. Dimana itu menjadi pukulan terberat dalam hidupku. Mungkin, itu adalah hal paling menyakitkan seumur hidupku, meninggalnya ibu tercintaku pada 26 Februari 2009 lalu, aku harus berusaha tegar dan menahan kucuran air mata dari kelopak mataku yg sekuat tenaga aku membendungnya. Aku harus terlihat tegar di depan ayah dan adikku yg sangat terpukul dan tak bisa lagi menahan kesedihan. Saat itu, aku benar2 kacau dan tak tau harus bagaimana selain mencoba untuk tabah.
Bukannya aku pelit air mata atau tipe orang yg keras hati. Tapi aku hanya mencoba menjadi gadis yg kuat.
Tuhan, mungkin hanya kau yg tahu bahwa saat ini aku benar2 sedih dan terpuruk. Tak ada seorang pun yg tahu bahwa dibalik sosok ku yg periang ini terdapat hati yg sedang menagis sekencang2nya. Aku berfikir, adakah sosok seperti almarhumah ibuku yg selalu memberiku ketenangan dalam segala masalah yg aku hadapi. Agaknya tak ada. Semua orang hanya berusaha menghakimi ku, menganggap aku ini bukan apa2 yang bisanya hanya merepotkan orang lain saja. Aku hanya seonggok sampah yg dibuang dan dipungut oleh seseorang.
Tuhan, aku hanya minta satu hal. Tetap jadikan aku gadis yg kuat dan tegar sampai akhir hayatku. Agar aku tak pernah merasakan sakit hati yg selalu ku alami.

Rabu, 02 September 2015

PUISI NOFICHA

Ayah
Oleh : @nprymsari

Ayah, entah mengapa aku sangat merindumu
Inginku pelukmu ayahku
Ku rasa rindu yang hebat
Ingin rasanya tangan berjabat

Ayah, tak ada seorang pun di dunia
Yang mampu gantikan
Sosok mu yang begitu hebat
Kau pahlawan ayah

Ayah, walau mereka berkata buruk tentangmu
Aku tak perduli itu
Kau adalah sosok terkuat
Aku tetap bangga dan mencinta

Ayah, ijinkan aku berjuang dusini
Menerjang badai yg kuarungi
Tuk buat kau bangga
Dan balas semua jasamu ayah

Ayah, aku mencintaimu
Ayah, aku menyayangimu
Ayah, aku bangga padamu
Ayah, aku berjuang untukmu